Selasa, 02 Oktober 2012

KETIKA SESAL DATANG DAN KITA TAK LAGI BERDAYA

 Arga Makmur, 02 Oktober 2012
 Ditulis oleh: Hijranita

(Tulisan ini adalah sebuah ilustrasi ketidak berdayaan manusia dan penyesalan yang sering kali datang terlambat. Tiada maksud apapun terhadap tulisan ini kecuali hanya ingin mengingatkan pada diri sendiri, bahwa hal ini mungkin saja terjadi pada diriku, pada diri ini)

Terbaring tubuh ini, dalam lemah, dan aku tak berdaya. Sakit ini sungguh menyakitkan, tetapi yang lebih menyakitkan ketika kusadari bahwa aku tak bisa berbuat apa-apa, bahkan senyumpun aku tak bisa untuk menghibur mereka yang menyayangiku, sekalipun. Telinga ini seakan meronta mendengar do'a mereka yang terus menerus untukku, sedangkan aku tak mampu berbisik terima kasih walau hanya dengan kerlingan mata.

Terbaring tubuh ini tanpa daya, jangankan memberikan mereka sepatah kata kemarahan, bahkan membisikkan kata sayang pun aku tak mampu. Mata ini terpejam, namun semua gambaran berjajar rapi, menghujam dalam kehati dan menghukumku. Nun disudut kamar yang indah ini, sekumpulan mereka duduk tafakkur, namun mereka berbisik lirih "dosa apakah yang ia lakukan hingga begitu lama ia tersiksa dalam rasa sakit?"

Ya Rab, sungguh menghentak hati ini, apakah salahku Ya Rab???
Mundur aku mencoba mengingat:

Suatu waktu, aku...Ya Allah, ketika seseorang meminta aku membantunya, untuk sebuah pekerjaan yang memang pekerjaanku, aku memberi kesulitan padanya, aku tak segera mengabulkan dan melaksanakan apa yang memang seharusnya aku lakukan, dan aku katakan padanya bahwa berkas yang ia bawa masih salah, dan dilain waktu kukatakan padanya bahwa berkasnya masih kurang, dan ketika beberapa hari kemudian, dengan napas tersengal-sengal ia kembali datang, kukatakan bahwa belum bisa hari ini, karena aku masih sibuk dengan pekerjaan lain....hingga kemudian dia tak datang lagi, dan ternyata ia membutuhkan surat itu untuk anaknya yang sedang sekarat.....Ya Rab....satu cermin saja an aku semakin kerdil dan semakin tersiksa....

Dan ketika aku mundur lagi kekurun waktu yang semakin jauh, ketika dipersimpangan jalan, seseorang pengemis mendekatiku, dan aku hanya diam...tak menggubrisnya sama sekali, kemudian dia berpindah tempat, akupun memalingkan wajahku ketempat lain, sembari sekilas melirik anak yang ada dalam gendongannya, dan aku berkata dalam hati "Dasar pemalas, paling juga anak orang yang digunakannya untuk meminta-minta. Apa tangannya lumpuh? emang mudah cari uang apa? aku saja mendapatkannya dengan susah payah"....dan dengan kasar, kaca pintu mobil kututup dengan kasar sembari meninggalkannya dengan seluruh cemooh dalam hati, dan aku tak memberikannya sepeserpun, padahal nikmatmu sangat berlebih padaku kala itu.....Ya Razaq, sungguh kejam hatiku melebihi hati hewan....Ya Rab....Sungguh sakit, dan pengemis itu ternyata mati didekat tumpukan sampah karena kelaparan. Aku telah ikut membunuhnya....Ya Khaafiz.....

Dan ketika sekelebat kisah kembali hadir diingatanku, ketika si Kecil berkata "Ayah, Bunda....waktunya sholat, marilah kita sholat bersama, tinggalkanlah pekerjaan itu dahulu....". Dan aku menghardiknya "bukankah kau sudah kami ajari sholat, sholatlah dulu, jangan atur orang tua" dan ia sholat dengan tertatih-tatih, sedang aku masih sibuk dengan duniaku....Ya Mujib...orang tua apakah aku ini, aku hanya mengajarkannya, tanpa pernah membimbing mereka....Ya Allah, bertalu-talu kepala ini dengan genderang penyesalan.

Aku tak sanggup mengulang semua memory ini. Rasa sakit pada tubuh ini tiba-tiba hilang oleh rasa berdosa dan penyesalan yang teramat dalam. Ya Khaliq, manusia apakah aku ini, dan masih pantaskah aku menyebut namaMu yang suci?

Sekilas kulirik orang-orang yang pernah kusayangi sekaligus acap kusakiti dengan perkataan dan perbuatanku, terbuat dari apakah hati mereka Ya Kariim? Ya Jalil, cukuplah dosa-dosaku dan aku tak ingin berprasangka lagi....kesalahan ini memang tak pantas untuk ditangisi ataupun aku sesali. Masih pantaskah aku bertobat sementara kebajikanku tak ada sama sekali disepanjang usiaku yang sia-sia kulalui?

Ya Majid, hanya kepasrahan yang ada dalam hatiku saat ini, dan aku berbaik sangka padaMu. Ampuni aku Ya Rahman, Ya Rahiim....lidah ini telah kelu, dan aku tak bisa menyebut dan memohon maaf pada mereka yang pernah kusakiti, karena untuk memberi isyaratpun tangan yang dahulu begitu lancang menunjuk kina hanya seonggok daging yang tak berdaya.

Ya Allah, andai do'aku masih kau perkenankan, inilah hatiku yang berdo'a:

“Allahuma rabbannas, adz-hibil ba’sa isyfi antasy-syafi la syifa’a illa syifa’uka, syifa’an la yughadiru saqaman” Ya Allah, Tuhan Pemelihara Manusia, hilangkan penyakit, sembuhkanlah! hanya Engkau yg bisa menyembuhkan, tdk ada kesembuhan kecuali dariMu, Kesembuhan yg tdk meninggalkan satu penyakitpun”.....

Ya Rab, andai surgaMu begitu jauh untukku, inilah penyesalanku agar siksa atas ajal yang akan menjemputku Engkau ringankan untukku.



Alloohumma A’innii ‘Alaa Ghomarootil Mauti Wa Sakarootil Mauti “

Artinya : “ Ya Allaah tolonglah aku terhadap kesukaran-kesukaran mati dan kemabukkan-kemabukkan mati"

Sungguh aku selama ini telah aniaya pada diriku sendiri karena aku tak pernah menggapai kebaikan-kebaikan untuk diriku melalui orang lain. Ya Mubdi, andai aku masih pantas memanjatkan do'a atas diriMu, maka terimalah do'aku ini:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اَللَّهُمَّ أُجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَأَخْلِفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا.

“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya kami akan kembali (di hari Kiamat). Ya Allah! Berilah pahala kepadaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik (dari musibahku).”

Dan Ya Afuw, biarkan hati ini menyebut akhir dari QalamMu yang dahulu tak pernah kuikuti saat mereka membacanya bersama-sama:
 36 82 Surat Yasin Tulisan Arab Dan Terjemahan Bahasa Indonesia

"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” Maka terjadilah ia."
 36 83 Surat Yasin Tulisan Arab Dan Terjemahan Bahasa Indonesia

"Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan".  

Ya Rabbi, hilang sudah semua kegagahan hati ini, dan ternyata kesombongankulah yang membuat aku lebih sakit daripada rasa sakit ditubuh ini, andai aku masih diberi kesempatan, izinkan aku menyebut namamu:


Ampuni hamba dan cukupkanlah derita an penyesalan ini Ya Tuhanku, karena Engkau Maha Pengampun lagi Maha Bijaksana, aamiin.